Selasa, 28 Mei 2013

SPM MEMAHAMI STRATEGI



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi. Tiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus disesuaikan dengan syarat strategi spesifik. Strategi yang berbeda memerlukan prioritas tugas berbeda, faktor penentu keberhasilan berbeda, dan keterampilan, perspektif, dan perilaku yang berbeda pula. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan dalam desain sistem pengendalian adalah apakah perilaku yang didorong oleh sistem tersebut merupakan perilaku yang diperlukan oleh suatu strategi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Strategi
Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, bab ini pertama-tama mendeskripsikan tujuan-tujuan umum dalam organisasi. Selanjutnya dibahas strategi-strategi pada dua dalam suatu organisasi: tingkatan korporat atau perusahaan (corporate level) dan tingkatan unit bisnis (business unit level).
B.    Tujuan
Meski kita sering mengacu pada apa yang disebut sebagai tujuan-tujuan perusahaan, suatu perusahaan tidak punya tujuan; pada hakikatnya perusahaan adalah artifisial yang tidak memiliki pikiran maupun kemampuan mengambil keputusan sendiri. Tujuan perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak (chief executif officer – CEO) perusahaan yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer senior lainnya, dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi.
1.       Profitabilitas
Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang paling penting. Profitabilitas dinyatakan, dalam arti dan konsep yang paling luas melalui persamaan yang merupakan hasil dari dua rasio:
Contohnya:
Rasio pertama dalam perhitungan ini disebut persentase margin laba (profit margin percentage):
Rasio kedua merupakan perputaran Investasi (investment turnover - ITO):
Profitabilitas mengacu pada laba jangka panjang, bukan laba kuartal atau tahun berjalan. Banayk pengeluaran pada periode berjalan (misalnya, jumlah uang yang dikeluarkan untuk iklan atau penilitian dan pengembangan) mengurangi laba saat ini tapi meningkatkan laba jangka panjang.


2.      Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham
Pada tahun 1980-an dan 1990-an “nilai pemegang saham” (shareholder valuer) sering muncul dalam literatur bisnis. Konsepnya adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Akan tetapi, diyakini bahwa mencapai tingkat laba yang akan memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan. Ada dua alasan untuk itu:
      Pertama, istilah “memasimalkan” menyiratkan bahwa selalu ada cara untuk mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Bukan itu yang terjadi. Dalam memilih antara dua macam tindakan, pihak manajemen biasanya memilih sesuatu yang diyakini dapat meningkatkan profitabilitas setinggi mungkin. Akan tetapi, sangat jarang, sekalipun ada, manajeen yang mengidentifikasi seluruh alternatif  yang ada maupun efek-efeknya terhadap profitabilitas.
      Kedua, Meskipun upaya untuk mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan utama, namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi. Akan tetapi kinerja ekonomo bukan satu-satunya tanggung jawab dari suatu perusahaan begitu juga dengan nilai pemegang saham.
3.      Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat bervariasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu dijajaran manajemen. Akan tetapi, selalu ada batas atas; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset perusahaan, sedangkan profitabilitas menjadi tujuan kedua.
4.      Pendekatan Banyak Stakeholder
Organisasi-organisasi terlibat dalam tiga jenis pasar: pasar modal, pasar produk, dan pasar faktor. Sebuah perusahaan mencari dana melalui pasar modal (capital market) di mana pemegang saham publik konstituennya yang sangat penting. Perusahaan menjual barangnya di pasar produk ( product market) di mana konssumenlah yang menjadi konstituennya. Sementara perusahaan berkompetinsi untuk  memperoleh sumber daya seperti sumber  daya manusia dan bahan-bahan mentah di pasar faktor (factor market), di mana yang menjadi konstituen untamanaya adalah pegawai perussahaan dan para pemasok serta berbagai komunitas yang menyediakan sumber daya dan  menjadi tempat beroperasinya perusahaan.

C.      Konsep Strategi
Walapun definisi berbeda satu sama lain, ada keseoakatan umum bahwa strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap organisasi yang dikelola dengan baik mempunyai suatu strategi atau lebih walaupun mungkin tidak dinyatakan secara eksplisit.
Tampilan 2.1
Perumusan strategi:
Analisis
lingkungan
Analisis
internal
 
Pesaing
Konsumen
Pemasok
Regulator
Sosial/politik

Pengetahun teknologi
Pengetahuan manufaktur
Pengetahuan pemasaran
penetahuan distribusi
pengetahuan logistik
                

Peluang dan ancaman
Identifikasi peluang
Identifikasi kompetensi inti
Keunggulan dan kelemahan
Strategi-strategi perusahaann
Cocokkan kompetensi internal dengan peluang eksternal
 














                                                                                                                                                                                
Selebihnya dari bab ini membahas jenis-jenis umum strategi yang dapat membatu organisasi mencapai tujuannya.
Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan kompetensi intinya dngan peluang industri. Tampilan 2.1 menggambarkan secara sistematis pengembangan strategi.
Strategi dapat ditemukan dalam du tingkatan:
(1)   Strategi untuk organisasi keseluruhan
(2)   Strategi untuk bisnis unit dalam organisasi
Sekitar 85% dari perusahaan industri Fortune 500 di AS memiliki lebih dari satu unit bisnis dan sebagai akibatnya merumuskan strategi pada kedua tingkatan.
Tingkatan
Strategi
Isu strategi
Kunci
Opse strategi
Generik
Tingkatan Organisasi
Primer yang Terlibat
Corporate level (tingkat korporat/organisasi keseluruhan)
Apakah kita ada dalam bauran industri yang tepat?
Apakah industri atau subindustri yang kita masuki?
Industri tunggal diversifikasi yang berhubungan.
Diversifikasi yang tidak berhubungan.
Kantor korporat
Business unit level (tingkatan unit bisnis)
Apakah yang seharusnya menjadi misi dari unit bisnis tersebut.
Bagaimana unit bisnis harus bersaing untuk mewujudkan misinya?
Membangun.
Mempertahankan.
Memanen.
Menjual.
Biaya rendah.
Diferensiasi.
Kantor korporat dan manajer umum unit bisnis

Manajer umum unit bisnis

Tampilan 2.2 berisi rangkuman keprihatinan strategi pada dua tingkatan organisasi dan opsi strategi generik (umum). Selebihnya dari bab ini menjelaskan gagasan-gagasan yang dirangkum dalam tampilan 2.2 dengan adanya orientasi  sistem buku ini, kita tidak akan mencoba analisis yang cermat dari muatan strategi yang tepat.
D.     Strategi Tingkat Korporat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-tengah baruan bisnis yang tepat. Oleh karena itu, strategi korporat lebih berkenan dengan pertanyaan di mana sebaiknya bersaing dan bukanya bagaimana bersaing dalam industri tertentu; yang merupakan strategi unit bisnis. Pada tingkat korporat, masalahnya adalah: (1) definisi bisnis di mana perusahaan akan berprestasi, dan (2) penugasan sumber daya antara bisnis-bisnis tersebut.
          Pada tingkat korporat, salah satu dimensi yang paling signifikan di mana konteks strategi berbeda adalah tingkat jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda, sebagaimana yang ditampilkan dalam Tampilan 2.3
1.    Perusahaan-perusahaan dengan Industri Tunggal

1 komentar: